Seperti aku menjaga rasa ini
pada setiap incinya, wahai yang padamu langit telah memberikan restu. Aku pun
ingin kau menjaga cintamu pada setiap kepingnya. Karena pada setiap penantian
panjang yang diiringi dengan kesabaran dan keta’atan Allah tidak akan pernah menyia-nyiakan
setiap tetes keringat yang mengucur
karena membersamaiNya, pada setiap debaran detak jantung ketika ayatNya kau
baca, pada setiap langkah kaki yang kau tapaki untuk menujuNya. Karena Ia Maha
Rahman dan Maha Rahim.
Seperti aku tak membiarkan
cinta ini jatuh pada tempat yang salah, wahai padamu yang akan menyempurnakan
separuh agamaku. Aku pun ingin kau tak memberikan kesempatan cintamu jatuh pada
arah yang tak tepat. Sebab pada setiap rindu yang Ia titipkan dan pada setiap debaran
rasa yang Ia semaikan, ada kebahagiaan yang Ia akan hadiahkan jika diantara
waktu yang telah ditentukan, kita mengisinya dengan untaian-untaian doa dan harapan
dan menyerahkan seluruh ketetapan padaNya.
Seperti kisah Fatimah dan
Ali yang menjaga rapat cinta mereka, walaupun membuncah, deras seperti aliran
air terjun Niagara, bahkan lebih. Mereka tak pernah mengungkapkannya, hingga
syetan pun tak tahu. Namun setelahnya Allah berikan mereka kebahagiaan ketika
Rasulullah menerima lamaran Ali untuk Fatimah. Karena cinta mereka suci, hanya
karenaNya.
Seperti aku mempersiapkan untuk
membersamaimu, wahai calon imamku. Aku pun ingin kau persiapkan untuk
membimbingku, dengan bacaan Alqur’anmu, dengan hafalanmu, dengan imanmu, dengan
keta’atanmu, dengan ilmumu, dengan kesabaranmu, dengan amalmu, dan dengan
seluruh kebaikanmu. Karena tidak ada yang lebih indah dan membahagiakan selain
memiliki suami yang soleh.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar